Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Apa Itu Demam atau Panas Tubuh?

Sumber: NUCLEUS PRECISE NEWSLETTER #29, January 13, 2009

Ditulis Oleh : H. Agung Yulianto (agungy.blogspot.com)

Penting memahami Sistem Imunitas Tubuh. Panas Tubuh itu penting untuk melawan infeksi, asal jangan berlebihan.
Ketika Anda merasa tidak enak badan, maka hal pertama kali yang sering Anda nilai adalah apakah tubuh Anda panas atau mengalami demam. Walaupun sebenarnya panas sendiri bukanlah penyakit itu sendiri, panas biasanya adalah tanda bahwa sesuatu sedang terjadi didalam tubuh Anda.

Dan sebenarnya panas sendiri tidak selalu buruk. Panas memegang peranan dalam menolong tubuh untuk melawan serangan infeksi virus atau bakteri. Jadi panas adalah suatu respon tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh.

Demam bukanlah penyakit. Demam dapat merupakan suatu gejala penyakit atau infeksi. Ini mirip dengan asap dan api. Demam = asap; penyakit = api. Penyakit menimbulkan demam. Demam juga dapat merupakan suatu akibat sebagai pengaruh dari olah raga, cuaca panas atau imunisasi. Suhu tubuh yang normal adalah antara 36ºC sampai 37 ºC. Jika anak Anda demam dengan temperatur yang diukur melalui mulut atau telinga 37,8ºC, atau melalui rektum 38ºC dan 37,2ºC melalui ketiak, kemungkinannya anak Anda terserang demam. Anak-anak biasanya terserang demam lebih tinggi dari pada orang dewasa.

Bagaimana Demam Terjadi ?

Demam biasanya terjadi akibat tubuh terpapar infeksi mikroorganisme (virus, bakteri, parasit). Demam juga bisa disebabkan oleh faktor non infeksi seperti kompleks imun, atau inflamasi (peradangan) lainnya. Ketika virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh, berbagai jenis sel darah putih atau leukosit melepaskan “zat penyebab demam (pirogen endogen)” yang selanjutnya memicu produksi prostaglandin E2 di hipotalamus anterior, yang kemudian meningkatkan nilai-ambang temperatur dan terjadilah demam. Selama demam, hipotalamus cermat mengendalikan kenaikan suhu sehingga suhu tubuh jarang sekali melebihi 41ºC.

Penyebab Demam

Demam bisa muncul pada keganasan (kanker), dehidrasi, drug fever, heat stroke, koma, perdarahan otak, dan lain-lain. Penyebab demam tersering adalah infeksi. Bisa infeksi virus atau infeksi bakteri. Influenza adalah penyakit infeksi virus yang paling sering menyebabkan demam. Demam berdarah dengue (DBD), demam typhoid, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), infeksi telinga (congek), malaria, campak, infeksi saluran kencing, demam reumatik, hepatitis (sakit kuning) sering pula menyebabkan demam. Kadang-kadang penyebab demam tidak diketahui. Ini dikenal sebagai Fever of Unknown Origin (FUO)

Gejala yang menyertai Demam ?

Tergantung dari penyebabnya, tanda/gejala yang menyertai demam dapat meliputi berkeringat, menggigil, sakit kepala, sakit otot, kehilangan nafsu makan, dehidrasi, badan lemah, dan lain-lain.

Demam yang sangat tinggi antara 39,4ºC – 41,1ºC dapat menyebabkan halusinasi, kebingungan, mudah marah, bahkan kejang-kejang.

Mengapa Demam Perlu Diwaspadai ?

Demam merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi atau masuknya zat asing ke dalam tubuh. Apabila mengalami demam, harus diwaspadai adanya penyakit yang sedang menyerang tubuh. Dengan mengetahui penyebab demam akan sangat membantu menentukan pengobatan bagi penderita.

Dampak Demam

• Dampak Menguntungkan terhadap Fungsi Imunitas (Daya Tahan) Tubuh
Beberapa bukti penelitian ‘in-vitro’ (tidak dilakukan langsung terhadap tubuh manusia) menunjukkan fungsi pertahanan tubuh manusia bekerja baik pada temperatur demam, dibandingkan suhu normal. IL-1 dan pirogen endogen lainnya akan “mengundang” lebih banyak leukosit dan meningkatkan aktivitas mereka dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Demam juga memicu pertambahan jumlah leukosit serta meningkatkan produksi/fungsi interferon (zat yang membantu leukosit memerangi mikroorganisme).

• Dampak Negatif
Pertama, kemungkinan dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Ketika mengalami demam, terjadi peningkatan penguapan cairan tubuh sehingga anak bisa kekurangan cairan.

Kedua, kekurangan oksigen. Saat demam, anak dengan penyakit paruparu atau penyakit jantung-pembuluh darah bisa mengalami kekurangan oksigen sehingga penyakit paru-paru atau kelainan jantungnya infeksi saluran napas akut.

Ketiga, demam di atas 42ºC bisa menyebabkan kerusakan neurologis (saraf), meskipun sangat jarang terjadi. Tidak ada bukti penelitian yang menunjukkan terjadinya kerusakan neurologis bila demam di bawah 42ºC.

Keempat, anak di bawah usia 5 tahun (balita), terutama pada umur di antara 6 bulan dan 3 tahun, berada dalam risiko kejang demam (febrile convulsions), khususnya pada temperatur rektal di atas 40ºC. Kejang demam biasanya hilang dengan sendirinya, dan tidak menyebabkan gangguan neurologis (kerusakan saraf).

Demam seringkali disertai dengan gejala lain seperti sakit kepala, nafsu makan menurun (anoreksia), lemas, dan nyeri otot. Sebagian besar di antaranya berhubungan dengan zat penyebab demam tadi.

Berapakah Suhu Tubuh Manusia Normal ?

Suhu tubuh manusia diatur oleh sistem thermostat di dalam otak yang membantu suhu tubuh yang konstan antara 36.5ºC dan 37.5ºC. Suhu tubuh normal manusia akan bervariasi dalam sehari. Seperti ketika tidur, maka suhu tubuh kita akan lebih rendah dibanding saat kita
sedang bangun atau dalam aktivitas.

Dan pengukuran yang diambil dengan berlainan posisi tubuh juga akan memberikan hasil yang berbeda. Pengambilan suhu di bawah lidah (dalam mulut) normal sekitar 37ºC, sedang diantara lengan (ketiak) sekitar 36.5ºC sedang di rectum (anus) sekitar 37.5ºC.

“Panas atau Demam terjadi bila pengambilan suhu tubuh melalui mulut (dibawah lidah) DIATAS 37.5ºC”. Biasanya demam sendiri diikuti oleh kondisi lainnya, seperti gejala dan tanda lainnya yang sering dapat membantu untuk menemukan penyebab dari terjadinya demam tersebut.

Sebagai contoh, mual dan muntah dengan panas tubuh, berarti adanya gangguan didaerah pencernaan. Atau demam yang disertai oleh batuk dengan reak maka gangguan adalah pada saluran pernafasannya.

Demam pada bayi dan anak umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Pada demam yang disertai sariawan, ruam cacar, atau ruam lainnya yang mudah dikenali, virus sebagai penyebab demam dapat segera disimpulkan tanpa membutuhkan pemeriksaan khusus. Demam ringan juga dapat ditemukan pada anak dengan batuk pilek (common colds), dengan rinovirus salah satu penyebab terseringnya. Penyebab lain demam pada anak adalah enteritis (peradangan saluran cerna) yang disebabkan terutama oleh rotavirus.

Penyakit yang disebabkan virus adalah self-limiting disease (akan berakhir dan sembuh dengan sendirinya).

Demam pada Infeksi Bakteri

Di antara demam yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada anak, salah satu yang paling sering ditemukan adalah infeksi saluran kemih (ISK). Umumnya tidak disertai dengan gejala lainnya. Risiko paling besar dimiliki bayi yang berusia di bawah 6 bulan.

Infeksi bakteri yang lebih serius seperti pneumonia atau meningitis (infeksi selaput otak) juga dapat menimbulkan gejala demam. Namun demikian persentasenya tidaklah besar. Dari bayi > 3 bulan dan anak 1-3 tahun dengan demam > 39ºC, hanya 2% (1– 3.6%) saja yang bakterinya sudah memasuki peredaran darah (bakteremia).

Pada golongan usia ini, program imunisasi HiB berhasil menurunkan risiko meningitis bakterial secara sangat signifikan. S. pneumoniae (penyebab utama infeksi bakteri yang cukup serius) hanya ditemukan pada < 2 % populasi. Dan sebagian besar anak dalam golongan usia ini dapat mengatasi S. pneumoniae tanpa antibiotika. Hanya 10 %-nya yang berlanjut menjadi pneumonia yang lebih berat dan 3-6 % menjadi meningitis. Usia yang menuntut kewaspadaan tinggi orangtua dan dokter adalah usia di bawah 3 bulan. Bayi harus menjalani pemeriksaan yang lebih teliti karena 10% nya dapat mengalami infeksi bakteri yang serius, dan salah satunya adalah meningitis. Untuk memudahkan penilaian risiko tersebut, ada beberapa poin untuk mengidentifikasi risiko rendah infeksi bakteri serius pada bayi yang demam.

Kriterianya adalah:
. Bayi tampak baik-baik saja.
. Bayi sebelumnya sehat :
. Lahir cukup bulan (= 37 minggu kehamilan)
. Tidak ada riwayat pengobatan untuk hiperbilirubinemia (kuning) tanpa sebab yang jelas
. Tidak ada riwayat pengobatan dengan antibiotika
. Tidak ada riwayat rawat inap
. Tidak ada penyakit kronis atau penyakit lain yang mendasari demam
. Dipulangkan dari tempat bersalin bersama / sebelum ibu
. Tidak ada tanda infeksi kulit, jaringan lunak, tulang, sendi, atau telinga.

Walaupun diketahui bahwa sebagian besar penyebab demam adalah infeksi virus, namun data menunjukkan bahwa justru sebagian besar tenaga medis mendiagnosisnya sebagai infeksi bakteri. Dalam satu penelitian di Amerika Serikat, persentase ini mencapai 56 %. Dan pada penelitian yang sama masih ditemukan adanya pemberian antibiotik pada demam yang belum jelas diidentifikasi penyebabnya (virus atau bakteri).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar